Rabu, 09 November 2011

paku yang meninggalkn bekas

suatu ketika ada seorang anak laki" yang bersifat tempramen dan sangat pemarah, untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan kpd anaknya untuk memakukan paku di pagar belakang rumahnya disetiap kali ia marah. hari pertama anak itu telah memakukan 48 kepagar rumah tsb, lalu secara berthap jumlah paku itu berkurang dan akhirnya ia memahami ternyata lebih mmudah menahan amarah dari pada memakukan paku ke pagar rumah. akhirnya tibalah hari dimana anak tsb merasa sekali bisa mengendlikan amarahnya dan ia bergegas memberitahukan hal ini kpd sang ayah dan kemudian sang ayah mengusulkan kembali agar ia mencbut satu paku untuk setiap hari dimana ia bisa menahan amarahnya. hari" berlalu dan anak laki" itupun akhirnya memberitahukan kpda ayahnya bahwa ia telak mencabut semua paku yg telah tertancap di pagar. lalu sang ayah menuntun sang anakny  kepagar belakang rumah "emmm.....kmu telah berhasil anakku tapi coba kamu lihat lubang" di pagar ini adalah hasil dari paku yg telah kamu tancapkan pagar ini tdk akan pernah sama dgn yang sebelumnya sama halnya ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan katamu meninggalkan bekas seperti lubang" ini seperti halnya ketika kamu menusukan pisau pda se"orang lalu mencbutnya kembali tetapi kamu tdk peduli be"rapa kali kamu meminta maaf kpada orang itu, luka itu akan tetap ada dan luka krna kta" adalah sama bruknya dengan luka raga".

Senin, 07 November 2011

HATI NURANI – NAFSU DUNIAWI Hati nurani orang beriman menentukan perilaku mereka (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Al-Imran, (3):134-135) Semua manusia diciptakan dengan hati nurani Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. Asy-Syams, (91):7-10) Orang yang ingkar sekalipun, hati nuraninya mengatakan kebenaran Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan (nasib akhir) orang-orang yang berbuat kerusakan.(QS. An-Naml, (27):14) Orang-orang beriman bertindak atas kebenaran ketika mereka mengetahuinya Sungguh kami mengada-adakan kebohongan yang benar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami dari padanya. Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki(nya). Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah pemberi keputusan yang sebaik-baiknya. (QS. Al-A'raf, (7):89). Orang-orang beriman menukar kenikmatan duniawi mereka dengan akhirat Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.(QS. At-Taubah, (9):111) Dirinya sendiri mengetahui setiap perbuatan yang dilakukan dalam kehidupannya Pada kenyataannya, manusia akan menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.(QS. Al-Qiyamah, (75):14-15) Kenikmatan duniawi diciptakan bersama-sama dengan rasa iri Dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Jika kamu berbuat baik dan taqwa, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. An-Nisa ', (4):128) Orang-orang yang beriman menghindarkan diri dari nafsu dan keinginan Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.(QS. At-Taghabun, (64):16) Miskinnya nurani mematikan hati Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.(QS. Al-Hajj, (22):46) Kesenangan duniawi dapat mendorong pada kejahatan Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.(QS. Yusuf, (12):53). Orang-orang beriman membersihkan dan menyucikan keinginan mereka Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu(QS. Asy-Syams, (91):7-9)